* Bersihkan luka dari segala jenis kotoran maupun kulit yang terkelupas  atau terkoyak. Jika luka kotor, bersihkan dengan sabun lunak dan bilas  dengan air yang mengalir. Setelah bersih bubuhi antiseptic atau  setidaknya alkohol 70 persen (bukan 96 persen), lalu tutup. Jangan  terlalu rapat, berikan celah agar udara masih bisa mengalir memapari  luka.
* Luka yang ditutup secara rapat akan memperlambat pembentukan  jaringan kulit baru, serta memproses pengeringan luka, sehingga luka  tidak kunjung pulih. Selain itu, bagian tubuh yang terluka akan terancam  tercemar infeksi tetanus yang ada di dalam luka. Infeksi anti tetanus  bsa didapat dengan memberikan suntikan anti tetanus, kemudian setelah  beberapa waktu bersilang bisa dilanjutkan dengan pemberian serum  tetanus.
* Jika luka masih basah dan tampak cairan kuning, kemunginan luka  terinfeksi. Jika terlanjur terinfeksi, luka biasanya menjadi basah  berair, bernanah. Sebaiknya tidak ditutup, tidak pula diberikan salep  atau krim, melainkan dikompres rivanol (bisa dibeli bebas di apotik)  selama beberapa hari. Ganti kompres setiap kali kompres sudah mengering.  Salep atau krim antibiotika baru dibubuhkan jika luka sudah kering  betul. Luka basah yang diberi salep atau krim akan sukar sembuh. begitu  juga luka yang sudah kering, tidak boleh dikompres.
* Luka yang ditutup dengan pembalut luka juga harus diperhatikan  kebersihannya. Sebaiknya pembalut luka diganti sehabis mandi dan kembali  dibubuhi obat antiseptic lagi. Usahakan juga luka tidak tercemar dengan  air atau bahan lain yang bisa memancing timbulnya infeksi.
N.B: Jika luka hanya lecet tanpa darah, sebaiknya tidak perlu ditutup  atau diperban, biarkan saja begitu, karena penggantian perban juga  merusak pembentukan epitel kulit baru.
Sumber : http://id.answers.yahoo.com 
Translate
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
 







 
 
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar